BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Sel
mempunyai ukuran yang sangat kecil dan kompleks. Untuk dapat melihat struktur
sel, mengetahui komposisi molekulnya dan bagaimana fungsi dari setiap komponen
sel merupakan pekerjaan yang sulit untuk dilakukan. Agar mudah mempelajari sel
diperlukan peralatan dan metode-metode yang tepat, sehingga pengetahuan kita
tentang sel dapat lebih baik.
Antony Van
Leuwenhoek orang yang pertama kali menggunakan mikroskop walaupun dalam bentuk
sederhana pada bidang mikrobiologi. Kemudian pada tahun 1600 Hans dan Z Jansen
telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan nama mikroskop ganda.
Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium (penglihatan). Mikroskop
adalah suatu alat yang mempelajari struktur benda-benda yang mampu dilihat oleh
kasat mata. Adapun mikroskop yang menggunakan cahaya disebut mikroskop optik, mikroskop
tersebut umunya digunakan dilaboratorium
Ada 2 macam mikroskop, yaitu mikroskop optik
dan mikroskop elektron. Mikroskop optik yang sering digunakan adalah mikroskop
biologi atau mikroskop monokuler dan mikroskop stereo binokuler.
Mikroskop mempunyai komponen yang mudah
rusak, seperti lensa dan cermin, komponen-komponen tersebut perlu perlakuan
yang baik dan perawatan yang baik pula. Hindari perlakuan-perlakuan yang dapat
mengakibatkan kerusakan.
Mikroskop pada prinsipnya terdiri
dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan
lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang
untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda
berputar, yang disebut gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar ke
tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif
memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian
diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh okuler
untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat.
Untuk mengetahui penggunaan dari mikroskop,
maka perlu diadakan praktikum di laboratorium. Agar pemahaman mahasiswa tentang
mikroskop semakin
bertambah. Selain itu praktikum ini dapat melatih keterampilan dari mahasiswa
menggunakan mikroskop. Hal inilah yang melatar belakangi sehingga percobaan ini
dilakukan.
B.
Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa terampil menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk melihat sediaan sederhana.
C. Manfaat praktikum
Manfaat
dari praktikum ini adalah praktikan dapat memahami fungsi dari setiap komponen-komponen
mikroskop, mengetahui cara menggunakan mikroskop dengan
baik dan benar serta mengetahui bentuk-bentuk sel tumbuhan yang diamati.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Mikroskop
adalah piranti yang terdiri dari susunan lensa untuk memperbesar objek dekat
(Ahmad, 2003:126)
Antony Van Leuwenhoek orang yang pertama kali
menggunakan mikroskop walaupun dalam bentuk sederhana pada bidang mikrobiologi.
Kemudian pada tahun 1600 Hans dan Z Jansen telah menemukan mikroskop yang lebih
maju dengan nama mikroskop ganda. Mikroskop berasal dari kata mikro yang
berarti kecil dan scopium (penglihatan). Mikroskop adalah suatu benda
yang berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang
terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari
beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri.
Menurut
Anonim, sejarah mikroskop dapat dikronologiskan sebagai berikut :
1.
1611 – Kepler
merancang cara membuat mikroskop kompleks
2.
1655 – Robert
Hooke menggunakan mikroskop kompleks untuk melihat pori-pori kecil pada irisan
batang pohon gabus yang kemudian dinamainya “sel”
3.
1674 –
Leuweenhoek melaporkan penemuan protozoa, dan berhasil untuk melihat bakteri 9
tahun kemudian
4.
1833 – Brown
melihat dan menggambarkan adanya inti sel
5.
1838 – Schlein
dan Schwann mengusulkan teori sel, “sel merupakan unit struktural dan
fungsional makhluk hidup”
6.
1857 –
Kolliker berhasil menggambarkan mitokondria pada sel otot
7.
1876 – Abbe
menganalisis efek difraksi pada pembentukan bayangan mikroskop dan mendesain
mikroskop yang lebih akurat
8.
1879 –
Alexander Flemming berhasil menggambarkan perilaku kromosom selama proses
mitosis dengan akurat
9.
1881 – refzius
menggambarkan banyak jaringan hewan dengan lebih detail dan mengembangkan
teknik pewarnaan preparat
10. 1882 – Koch dengan pewarna aniline berhasil
mengidentifikasi bakteri penyebab TBC.
11. 1886 – Zeiss membuat lensa sesuai desain Abbe dan
menghasilkan mikroskop dengan perbesaran lebih baik
12. 1898 – Golgi menggambarkan Apparatus Golgi dan
mewarnai sel dengan perak nitrat
13. 1924 – Lacassagne mengembangkan metode
autoradiografi untuk melokalisasi radiokatif koloni pada spesimen
14. 1930 – Lebedeff mendesain dan membangun mikroskop
interfokus
15. 1932 – Zernicke menggunakan mikroskop Lebedeff yang
memungkinkan sel hidup tidak diwarnai dilihat
16. 1941 – Coons menggunakan antibody dan pewarnaan
fluorescent untuk mendeteksi antigen sekuler
17. 1952 – Nomarski
18. 1981 – Allen dan Inoue menyempurnakan desain video contras light microscopy
19. 1985 – Komersialisasi scanning mikroskop
Spesimen
yang akan dilihat umumnya dipasang diatas slide kaca yang sering kali ditutupi
dengan kaca penutup yang tipis, atau kaca penutup. Slide itu secara erat
ditempatkan pada suatu pentas datar yang diletakkan pada suatu dasar atau penyangga.
Sinar cahaya masuk dari samping alat itu dibawa pentas dan dipantulkan ke atas
oleh suatu kaca menuju kondensor. Kondensor itu biasanya terbuat dari beberapa
lensa yang memusatkan sinar pada spesimen. Dari kondensor sinar cahaya
dipusatkan lewat ke atas melalui lubanh dalam pentas menuju spesimen. Di bawah
pentas, suatu alat yang mengontrol lubang lensa. Baik diafragma iris maupun
piringan logam putar berisi sejumlah lubang yang berbeda. Pada mikroskop yang
harganya murah tidak ada kondensor atau alat pengontrol lubang lensa. Sinar
dari sumber luar dipantulkan langsung dari cermin menuju spesimen (Anonim,
2005:105)
Lensa
objektif dan lensa mata ditempatkan pada tabung atau laras yang ditopang pola
dasar yang sama dengan pentas. Beberapa lensa objektif yang mempunyai kekuatan
berbeda dipasang pada tabung moncong yang berputar. Objektif dapat diputar
dalam posisi yang bergantian dalam laras tersebut dan dalam setiap jenis
mikroskop yang baik terdiri atas setidak-tidaknya dua lensa dan umumnya lebih banyak.
Lensa mata biasanya mempunyai dua lensa. Koreksi telah dilakukan dalam sistem
lensa untuk abrerasi seperti yang disebutkan di atas (Anonim, 2005:105)
Spesimen
tersebut terletak tepat di luar fokus utama dari objektif dan, oleh karenanya,
lensa menghasilkan suatu bayangan yang diperbesar, sejati, terbalik dari
spesimen itu. Bayangan ini masih diperbesar lebih lanjut oleh lensa mata. Oleh
karena bayangan ini jatuh diantara lensa mata dan fokus utamanya, maka yang
dihasilkannya adalah suatu bayangan maya. Sinar cahaya yang keluar dari lensa
mata dan jatuh di retina mata si pengamat adalah divergen. Namun, mata yang
memproyeksikan sinar devergen tersebut kembali membentuk suatu bayangan maya
yang jauh lebih besar. Bayangan ini terbalik, seperti halnya bayangan sejati
yang terbentuk oleh lensa objektif. Melalui penggunaan tombol pengontrol jarak
antara lensa objektif dengan spesimen dan antara lensa objektif dan lensa mata
dapat disesuaikan secara teliti sehingga dapat memperlihatkan secara jelas
spesimen itu ke dalam fokus (Anonim, 2005:105)
Menurut
Anonim, dua bagian yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
1) Bagian optik; yang terdiri dari kondensor, lensa
objektif dan lensa okuler.
2) Bagian non-optik; yang terdiri dari kaki dan lengan
mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, sengkeling, dan
sumber cahaya.
Mikroskop optik terdiri atas 2, yaitu
mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Mikroskop biologi digunakan untuk
pengamatan benda tipis transparan. Penyinaran diberikan dari bawak dengan sinar
alam atau lampu. Mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa okuler dan lensa
objektif dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut :
1.
Objektif 4x dengan okuler 10x,
pembesaran 40x
2.
Objektif 10x dengan okuler 10x,
pembesaran 100x
3.
Objektif 40x dengan okuler 10x,
pembesaran 400x
4.
Objektif 100x dengan okuler 10x,
pembesaran 1000x
Objektif
yang paling kuat pada mikroskop optik disebut objektif emersi, karena
penggunaannya harus dengan minyak emersi dn cara memakainya dengan khusus pula.
Mikroskop
stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar, baik
transparan maupun yang tidak. Penyinarannya dapat diatur dari atas maupun dari
bawah dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah objektif dan dua buah
okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan dua belah
mata. Kekuatan pembesaran tidak terlalu kuat, umumnya sebagai berikut :
Objektif
1x atau 2x dengan okuler 10x atau 15x (Tim Penyusun, 1)
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi
menjadi dua, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya
sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan
pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan
kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi
untuk mengamati bagian permukaan serta mikroskop monokuler dan binokuler untuk
mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya
memiliki 1 lensa okuler dan binokuler yang memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan
kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2
bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan
mikroskop riset (mikroskop dark-field,
fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC,
dan konfokal) (Anonim, 2010)
Menurut Anonim, beberapa jenis mikroskop yang
biasanya kita kenal :
1. Mikroskop Sederhana
Mikroskop berasal dari bahasa yunani. Yaitu terdiri
dari (kata micron = kecil dan scopos = tujuan) adalah sebuah
alatuntuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.
Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh
mata.
2. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu
lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa
okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop sedangkan penggunaan lensa
okuler terletak pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau
ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa
objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop
terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang
ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan menerangi objek dan lensa-lensa
mikroskop yang lain.
a. Lensa objektif berfungsi guna pembentukan bayangan
pertama dan menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada
bayangan akhir serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan objek sehingga
dapat memiliki nilai “apertuna” yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa
objektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan
struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
b. Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat
di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi
untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif berkisar antara
4 hingga 25 kali.
c. Lensa kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna
mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan dilihat sehingga dengan
pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah
kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan pembesarannya pun
akan kurang optimal.
3. Mikroskop Elektron
Dari berbagai mikroskop itu, mikroskop elektron yang
memiliki perbesaran paling tinggi, dapat memperbesar benda sampai 500.000 kali.
Mikroskop ini menggunakan elektron sebagai ganti cahaya pada mikroskop cahaya.
4. Mikroskop Kamera
Mikroskop kamera merupakan inovasi baru pengamatan
preparat. Sistem ini memungkinkan kemudahan dan kenyamanan pengamatan data
mikroskop, terutama untuk pengamatan yang melibatkan banyak pengamat dalam
waktu bersamaan. Inovasi baru dalam sistem ini terutama dalam hal penampilan,
dan penyimpanan data dalam bentuk data elektronik. Sehingga visualisasi
pengamatan preparat mikroskop dapat ditampilkan melalui layar televisi, LCD/DLP
proyektor, atau komputer dan dapat disimpan sebagai gambar atau movie
Menurut
Anonim, pengklasifikasian mikroskop lainnya, antara lain :
1. MikroskopCahaya
Mikroskop
cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memeiliki kaki yang
berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki
tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor.
Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bias membentuk bayangan tunggal
(monokuler) atau ganda (binikuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan
lensa obektif yang bias dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung
mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa
yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan
lensa mikroskop yang lain.
2. Mikroskop Stereo
Mikroskop
stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang
berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasran 7 hingga 30
kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi.
Komponen utama mikroskop stereo hamper sama dengan mikroskop cahaya. Lensa
terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif.
3. MikroskopElektron
Adalah
sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai duajuta kali,
yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol
pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan p[embesaran objek
serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop
electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro
maknetikmyang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
4. Mikroskop Ultraviolet
Suatu
variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena
cahaaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada
cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan
dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa.
Batas daya pisah lalu menjadium.Karena cahaya ultra violet tak dapat di;lihat
oleh nata manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka
cahaya9photografi Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop
ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari.
5. Mikroskop Pender (Flourenscene Microscope)
Mikroskop
pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti
bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini protein
anttibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian
atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu
besifat khas, maka peristiwa pendar akanan terjadi apabila antigen yang
dimaksut ada dan dilihat oleh antibody yang ditandai dengan pewarna pendar.
6. Mikroskop Medan Gelap
Mikroskop
medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang
begitu tipis yang hamper mendekai batas daya mikrskop majemuk. Mikroskop
medan-Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal
adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang
dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut
yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat.
7. MikroskopFaseKontras
Prinsip
alat ini sangat rumit, apabila mikroskop biasa digunakan nuklus sel hidup yang
tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu karena nucleus dalam
sel, nucleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui meteri sekitar
inti. Hubungan ini tidak dapaat ditangkap oleh mata manusia disebut fase.Namun
suatu susunan filter dan diafragma pada mikroskop fase kontras akan mengubah
perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam terang yaitu daerah-daerah terang
dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata dngan demikian nucleus dan unsur
lain yang sejauh ini tak dapaT
dilihat menjadi dapat
dilihat.
Menurut Anonim, baik lensa objektif
maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa
objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu,
terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan
sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya,
bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu,
terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir
mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar.
Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah
mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari
/ Tanggal : Rabu, 10 Desember 2014
W
a k t u : Pukul 07.45 – 11.00 WITA
T
e m p a t : Green House FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Mikroskop biologi
b.
Kaca benda
c.
Kaca penutup
d.
Cawan petri
e.
Pinset
f.
Pipet tangan
g.
Pisau silet baru
h.
Kain planel baru
i.
Lap katun
j.
Buku gambar dan pensil
k.
Tusuk gigi
2.
Bahan
a.
Daun kembang sepatu ( Hibiscus
rosasinensis )
b.
Daun waru (Hibiscus tiliceus)
c.
Daun labu (Cucurbita moschata)
d.
Bawang merah (Allium cepa)
e.
Air suling / air jernih
C. Prosedur
Kerja
1. Menyiapkan Mikroskop
a. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat
di hadapan kita.
b. Membersihkan badan
mikroskop dengan kain planel. Jangan sekali-kali menggosok lensa dengan kain.
c. Membuka kotak peralatan, mengeluarkan cawan
petri yang berisi kaca benda dan kaca penutup. Membersihkan kaca benda dengan
kain katun atau kertas saring.
d. Di atas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak
peralatan dengan isinya, buku penuntun dan catatan, bahan-bahan praktikum.
Selainnya disingkirkan pada tempat yang lain yang sudah ditentukan.
2. Mengatur Cahaya ke Dalam Tubus
a. Memperhatikan keadaan ruangan praktikum,
darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang (dari depan, kiri atau kanan).
Mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut. Membuka diafragma atau
memutar lempeng pada posisi lubang sedang. Mikroskop yang memiliki kondensor di
atur posisinya mendekati meja sediaan dan menggunakan cermin datar. Untuk
mikroskop tanpa kondensor menggunakan cermin cekung.
b. Mengatur posisi revolver sehingga lensa
objektif paling pendek menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik.
c. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif
dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.
d. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa
memicingkan mata kanan (perlu latihan) akan nampak medan bundar putih (medan
padang). Jika terangnya tidak merata, menggerakkan sedikit cermin sampai
terangnya merata. Kalau terlalu silau, mempersempit diafragma atau lubang pada
lempeng. Jika medan padang masih kabur berarti kurang cahaya yang masuk,
membuka diafragma kemudian memasang lubang yang lebih besar pada lempeng .
e. Mikroskop siap di pakai mengamati sediaan.
3. Cara
Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
a. Memutar pengatur kasar atau makrometer ke arah
empu jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja sediaan mengecil, kemudian
melakukan yang sebaliknya. Mikroskop model lain yang tubusnya miring atau tidak
bisa naik turun, maka meja sediaan yang bergerak naik turun apabila makometer
dan mikrometer diputar.
b. Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan
diatas meja sediaan sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di
tengah lubang meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak
goyang.
c. Memperhatikan jarak objektif dengan kaca benda
tidak lebih dari 10 mm. Jika jarak itu longgar, tangan kemudian memutar
makrometer menurunkan tubus sambil melihat dari samping ujung objektif
mendekati kaca benda sampai maksimum 5-10 mm.
d. Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar
makrometer menaikkan tubus perlahan-lahan. Mengamati medan padang sampai muncul
bayangan. Kalau tubus telah diangkat, setengah putaran makrometer belum juga
muncul bayangan, berarti terlewatkan. Mengulangi kembali mulai pada bagian.
e. Kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur,
maka kita meneropong terus sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai
bayangan tersebut jelas garis atau batasan-batasannya.
f. Memeriksa okuler dan objektif, kemudian
menghitung pembesaran bayangan yang kita lihat.
g. Mengeluarkan preparat dari meja sediaan
apabila sudah diamatai.
4. Membuat
Preparat Sederhana
a. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan
kemudian dipegang serata mungkin.
b. Menetesi air jernih atau air suling satu tetes
di tengah-tengah.
c. Mencabut satu serat kapas atau kapuk dengan
pinset dan meletakkannya di tengah tetesan air. Untuk bahan daun waru, daun
labu, dan daun kembang sepatu menggunakan silet untuk mengambil bagian
epidermisnya, dan mengirisnya setipis mungkin. Sedangkan untuk bawang merah,
kita mengirisnya setipis mungkin setelah itu meletakkannya di preparat.
d. Tangan yang sebelah memegang kaca penutup
antara antara empu jari dengan telunjuk dengan sisi atau pinggir yang
berlawanan.
e. Menyentuhkan sisi dengan kaca penutup pada
kaca benda dekat tetesan air dengan kemiringan 450 kemudian
dilepaskan sehingga tepat menutupi tetesan air. Menyerap kelebihan air yang
merembes di tepi kaca dengan kertas saring.
f. Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan
mengamati seperti langkah 3.b, 3.c, 3.d, dan 3.e.
5. Mengganti Preparat
a. Apabila pengamatan 4.f sudah berhasil, 3.d dan
3.e, bayangan yang nampak dibesarkan lagi. Posisi preparat atau tubus jangan
disentuh.
b. Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif
yang lebih panjang tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik.
c. Meneropong sambil memutar micrometer
sampai muncul bayangan yang lebih besar.
d. Jika
gagal menemukan bayangan yang lebih besar. Menaikkan tubus dengan memutar makrometer berlawanan arah empu jari. Memutar
kembali revolver untuk menempatkan posisi lensa objektif lemah pada posisi
semula. Tanpa mengubah posisi preparat, lakukan kembali perlakuan 3.c., 3.d., 3.e., lanjut ke 5.a., 5.b., 5.c., sampai berhasil.
e. Apabila
akan mengamati benda yang lain, maka kita aka menaikkan tubusnya. Mengeluarkan
preparat yang sudah diamati dan membersihkan kaca benda dan kaca penutup.
f. Membuat
sediaan baru sesuai langkah 4.a.
sampai dengan 4.f.
g. Pada
akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, perhatikan hal-hal berikut :
1)
Menyimpan preparat tidak boleh diatas
meja sediaan, harus dikeluarkan.
2)
Membersihkan preparat basah dengan
kertas saring atau lap katun. Simpan dalam cawan petri dan masukkan dalam kotak
perlengkapan.
3)
Membersihkan badan mikroskop dengan kain
pllanel. Menurunkan tubus dengan serendah mungkin.
4)
Menyimpan mikroskop dalam kotak
mikroskop.
5)
Membersihkan semua peralatan yang telah
dipakai dengan lap katun dan menyimpannya dalam kotaknya.
6)
Menyimpan peralatan sendiri untuk
dipakai dalam kegiatan berikutnya.
7)
Membuang sisa bahan yang sudah tidak
digunakan lagi ditempat sampah yang tersedia.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Gambar mikroskop :
|
a.
Lensa okuler
b.
Tabung mikroskop
c.
Revolver
d.
Lensa objektif
e.
Lensa objektif
f.
Meja mikroskop
g.
Penjepit kaca
h.
Kaki mikroskop
i.
Cermin
j.
Diafragma
k.
Lensa mikroskop
l.
Pemutar halus
m. Pemutar
kasar
|
Gambar sel yang diamati :
Gambar
|
Keterangan
|
a. Hibiscus rosasinensis
|
|
|
|
b. Hibiscus
tiliaceus
|
|
|
|
c. Cucurbita moschata
|
|
|
|
d. Allium cepa
|
|
|
|
B. PEMBAHASAN
Mikroskop cahaya merupakan suatu alat yang mempunyai
bagian-bagian tertentu, yaitu terdiri dari alat-alat optik dan non optik yang
digunakan untuk mengamati benda-benda yang mikroskopis dan transparan.
Mikroskop cahaya mempunyai keuntungan yaitu hemat terhadap penggunaan listrik.
Daya pisah adalah kemampuan mikroskop untuk secara jelas dan terpisah dalam
membedakan dua titik yang berdekatan yang tanpa mikroskop terlihat sebagai satu
titik dan dikatakan sebagai jarak terkecil diantara dua titik yang terlihat
sebagai dua titik bukannya satu titik. Hal inilah yang membedakan mikroskop
canggih dari mikroskop cahaya.
1. Struktur Mikroskop
Ada dua
bagian utama yang umunya menyusun
mikroskop, yaitu :
a. Bagian optik, terdiri dari lensa okuler, lensa objektif, lensa kondensor
dan cermin.
1. Lensa Okuler adalah lensa mikroskop yang terdapat pada bagian ujung atas
tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar
bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.
2. Lensa Objektif berfungsi pada
pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur serta bagian renik yang
akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan
objek dengan ukuran pembesaran untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x. Sehingga
dapat memiliki nilai apertura yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa
objektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan
struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
3. Lensa Kondensor adalah lensa yang
berfungsi mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan dilihat
sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal.
4. Cermin berfungsi sebagai alat
penangkap dan pemantul cahaya.
b.
Bagian non-optik, yang terdiri dari
kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, makrometer, mikrometer, penjepit kaca
objek, revolver, dan tubus.
1.
Kaki
mikroskop berfungsi sebagai alas tempat tumpuan berdiri.
2.
Lengan
mikroskop berfungsi sebagai bagian yang dipegan ketika mengangkat mikroskop.
3.
Diafragma
berfungsi sebagai alat yang mengatur cahaya yang masuk dalam mikroskop.
4.
Meja
objek berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati.
5.
Makrometer
berfungsi untuk mengatur jarak okuler
objektif sehingga tepat fokusnya secara kasar dan jelas.
6.
Mikrometer
berfungsi untuk mengatur jarak okuler sehingga tepat fokusnya secara tajam.
7.
Penjepit
kaca objek berfungsi untuk memperkokoh kedudukan preparat agar tidak goyang
atau bergeser.
8.
Revolver
atau pemutar objektif, cakram tempat melekatnya lensa objektifberbagai ukuran.
9.
Tubus
atau tabung okuler pada ujung atasnya terdapat lensa okuler.
10. Penggerak mekanis berfungsi sebagai pengatur letak kaca
benda pada meja.
2.
Pembesaran
Tujuan
mikroskop cahaya adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop lebih
besar. Pembesaran ini tergantung pada berbgai faktor, diantaranya titik fokus
kedua lensa
(objektif dan
okuler), panjang
tubulus atau jarak
lensa objektif
terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang mata normal.
3.
Sifat bayangan
Baik lensa
objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis
besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat
semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang
menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop
cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara,
semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan
mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka yang ia lihat
adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar.
4. Preparasi
sediaan
Persiapan preparat di dalam mikroskop cahaya terbagi menjadi
dua jenis, yaitu :
1. Preparat
Non-Sediaan, yang dapat diperoleh dengan menambahkan air pada sel hidup di atas
kaca objek, kemudian diamati di bawah mikroskop.
2. Preparat permanen,dapat diperoleh dengan melakukan
fiksasi yang bertujuan umtuk membuat sel dapat menyerap warna, membuat sel
tidak bergerak, mematikan sel, dan menganwetkannya.
Satuan terkecil
dalam tumbuhan adalah sel, suatu wadah kecil berisi substansi hidup, yaitu
protoplasma, dan diselubungi oleh dinding sel. Dalam setiap
sel hidup berlangsung proses metabolisme. Dinding sel melekat pada yang lain
dengan adanya perekat antar sel. Pengelompokkan sel seperti itu, yang berbeda
struktur atau fungsinya atau keduanya dari kelompok sel lain, disebut jaringan.
Jaringan secara umum terdiri dari sel-sel yang sama bentuk serta fungsinya
disebut jaringan sederhana. Jaringan yang terdiri atas lebih dari satu macam
sel namun asalnya sama disebut jaringan kompleks majemuk.
Pada prinsipnya sel dapat diamati
jika bagiannya dibuat setipis mungkin sehingga bagian-bagian sel dapat diamati
dengan jelas. Pada bagian daun yang sulit diiris setipis mungkin, perlu
dilakukan pengirisan yang sangat hati-hati. Saat menyediakan preparat kita
harus memperhatikan kaca yang digunakan agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan atau dapat menghambat proses pengamatan.
Gambar yang diperoleh berdasarkan
cara kerja yang terdapat pada pembahasan sebelumnya. Dimana setelah preparat
diletakkan di atas meja sediaan dan mulai mencari bayangan objek yang diamati.
Jika saat tubus menghampiri tinggi maksimum dan bayangan belum juga ditemukan
berarti bayangan terlewatkan sehingga tubus harus diturunkan kembali untuk
memperoleh bayangan. Jika sudah ditemukan perjelas dengan memutar mikrometer
dan bayangan yang ditemukan digambar.
Sel bawang merah Allium cepa
berbentuk heksagonal, di dalamnya terdapat protoplasma sehingga sel bawang
merah dinyatakan hidup dengan warna merah muda.
Rambut
gatal pada Cucurbita moschata
merupakan trikoma non grandular yang
sangat khusus terdiri atas sel tunggal panjang bagian dasarnya seperti
gelembung, dan bagian ujungnya sempit seperti jarum. Trikoma non glandular
tidak menghasilkan sekret. Biasanya sangat sederhana, terdiri atas satu sel,
merupakan tonjolan kecil disebut papilla, merupakan sel yang panjang tidak
bercabang, dinding dengan penebalan seperti duri.
Trikoma bintang pada daun waru Hibiscus rosasinensis terdiri atas banyak sel tanpa kaki, berbentuk seperti bintang,
merupakan deretan sel yang panjang, jumlah deretan sel 1.
Suatu stomata terdiri dari lubang
(porus) yang dikelilingi oleh 2 sel penutup. Celah pada pori dapat dibuka atau
ditutup dengan jalan mengubah bentuk sel penutup. Sel penutup biasanya
mengandung kloroplas, sehingga disini dapat berlangsung proses fotosintesis.
Sel penutup pada umumnya berbentuk ginjal.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum, maka dapat
disimpulkan bahwa mikroskop merupakan alat untuk melihat benda-benda kecil. Mikroskop
terdiri atas dua komponen yaitu bagian optik dan bagian mekanik yang berfungsi
saling mendukung. Pada mikroskop juga memiliki beberapa pembesaran yang
memungkinkan pengamat untuk melihat benda yang sangat kecil.
B. Saran
1.
Praktikan sebaiknya mengetahui terlebih
dahulu bagaimana cara dan pemeriksaan segala peralatan yang digunakan.
2.
Praktikan seharusnya tidak membagi
perlengkapan praktikum di Laboratorium.
3.
Menjalin kerjasama antarpraktikan dengan
asisten sangat dibutuhkan untuk dapat mencapai target yang diinginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim
Penyusun. 2014.
Penuntun Praktikum Biologi Dasar.
Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran. Jakarta:
Gitamedia Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar